BUKBER EPISODE 3
Tips dan Trik : Cara Mudah Memulai Usaha
Oleh Khoirul Wafa, M.Pd.
Covid 19 memporak porandakan semua lini kehidupan. Lini yang paling krusial terdampak adalah lini ekonomi. UMKM mengeluhkan turunnya omset penjualan. Beberapa yang lain bahkan telah mengaku gulung tikar.
Ramadan tahun ini, berbeda dengan Ramadan sebelumnya. Pemerintah telah memberikan kebebasan untuk masyarakat memulai usaha yang selama dua tahun beromset turun. Seirama dengan virus covid 19 di Indonesia yang semakin hari semakin landai. Berkah Ramadan untuk semua manusia di muka bumi ini.
Mulainya aktivitas jual beli saat Ramadan setelah pandemi tanpa pembatasan sosial, ramai-ramai orang membuat jenis usaha baru. Para wirausahawan muda berlomba-lomba memulihkan ekonomi lewat jalur dagang.
Namun, gairah untuk berwirausaha tidak cukup untuk para wirausahawan baru merintis karir di dunia perniagaan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memulai sebuah bisnis di pasaran, yakni antara lain.
- Memiliki Visi, Misi, dan Tujuan
Memiliki visi, misi, dan tujuan jika diibaratkan sudah seperti pondasi bangunan yang harus dibangun dengan kokoh. Visi, misi, dan tujuan seyogyanya untuk ditimbang dan diputuskan betul-betul. Karena jika ada hambatan di tengah jalan, visi, misi, dan tujuan bisnis adalah jalan keluar sekaligus penyemangat dari bisnis itu sendiri. - Mematuhi Definisi Bisnis. Maksudnya adalah, kita harus paham untuk apa mendirikan bisnis itu sendiri. Definisi Bisnis sendiri dibagi menjadi dua : mencukupi kebutuhan (Berdagang untuk keperluan sehari-hari di masyarakat, barang habis pakai), dan menyelesaikan masalah (Berbisnis laundry, servis Handphone, dll)
Lalu, bagaimana cara kita agar dapat menemukan masalah yang terjadi di masyarakat, agar kita bisa mendapatkan ide untuk berwirausaha?
a. Membuat list/daftar kebutuhan masyarakat. Membuat list kebutuhan yang ada di masyarakat adalah salah satu cara agar kita tahu apa yang saat ini sedang dibutuhkan. Kita dapat mengelompokkan dari sisi usia dan gender.
b. Survei Pasar/Lokasi. Perbedaan daerah, mata pencaharian, latar belakang budaya menjadi salah satu hal yang perlu dipertimbangkan. Karena tidak semua daerah membutuhkan barang jenis A, dan tapi di daerah lain barang jenis A adalah sesuatu hal yang sangat diperlukan. Survei pasar/lokasi juga dapat ditambah dengan melihat waktu dan suasana. Misalnya, ketika musim hujan, berjualan nasi goreng di perempatan jalan adalah salah satu usaha yang top markotop. Apalagi dengan harga yang ramah kantong, di kawasan kos-kosan.
c. Melihat Risiko. Risiko adalah batu sandungan yang bisa dilihat sejak akan memulai usaha. Tugas seorang wirausahawan adalah memperkecil risiko tersebut agar kerugian tidak terlalu besar. Misalkan, ketika akan memilih jenis usaha es campur, jika tidak laku terjual saat hari itu juga, akankah memiliki ruang penyimpanan yang cukup? Dapat mempertahankan kesegaran komposisi esnya?
d. Mengelompokkan barang kebutuhan dan keinginan. Pengelompokkan ini saat ini sangat perlu dilakukan. Karena, customer barang keinginan cenderung musiman untuk membeli. Sedangkan customer barang kebutuhan, bisa dipastikan setiap hari atau akan sering datang.
Modal dalam berwirausaha tidak hanya dari uang. Tekad, semangat, disiplin, dan doa adalah modal yang harus dipunyai oleh wirausahawan saat ini. Karena modal uang bisa dicari dimana pun.
Lalu, jenis usaha yang cocok saat Ramadan di antaranya adalah makanan dan minuman aneka ragam untuk Berbuka dan sahur. Karena cenderung masyarakat yang membutuhkan waktu panjang untuk menyiapkan makanan dan es untuk berbuka dan sahur.
Cara untuk mengunggulkan produk agar dikenal masyarakat adalah yakni dengan :
a. Branding. Salah satu bentuk branding terhadap barang usaha kita adalah dengan menggunakan nama-nama yang unik agar mudah dikenal dengan masyarakat. Penggunaan branding seperti : Mie Ayam Jeletot, Geprek Bensu, dll. Semakin mudah unik penamaannya, akan semakin mudah diingat oleh masyarakat.
b. Konsistensi terhadap barang dagangan. Usaha tidak hanya untuk sekadar icip-icip semata. Perlu konsistensi dan keistiqamahan. Pengembangan usaha perlu, namun tidak dengan membuat usaha baru. Misal, yang awalnya usaha laundry, beralih ke bisnis makanan. Perlu banyak tenaga, waktu, dan modal.
c. Pengemasan, logo, look. Jatuh cinta selalu pada pandangan pertama. Begitu juga dengan produk jualan kita. Ketika seseorang melihat es cendol dawet di jalan-jalan yang hanya sekadarnya saja, akan kalah dengan penjual es cendol dawet seger dengan harga yang lebih tinggi namun dengan pengemasan, logo produk, dan look produknya. Hal ini serupa dengan Kopi Starbucks yang dijual sepuluh kali lipat dari harga kopi di warung, dengan rasa yang hampir sama namun berbeda pada cara pengemasan dan logo Queen yang mevvah.
d. Endorsement. Seiring perkembangan zaman, berkembang pula cara untuk memperkenalkan produk kita di masyarakat. Endorsement di dunia digital saat ini adalah sesuatu yang lumrah. Kita bisa konsisten endorsement dengan medsos kita atau pun memanfaatkan teman untuk memperkenalkan produk kita kepada yang lain
Terakhir, cara untuk berhasil dalam berwirausaha adalah bermuka tebal. Maksudnya adalah tidak malu.
Kontributor : WK